Metadoctor: IDI dan Standarisasi Etika untuk Dokter Virtual

Di tengah berkembangnya teknologi kecerdasan buatan (AI) dan augmented reality, dunia medis memasuki era baru dengan hadirnya dokter virtual, atau yang kini disebut sebagai Metadoctor. Konsep ini merujuk pada entitas digital berbasis AI yang mampu memberikan konsultasi medis secara real-time, interaktif, dan personal. Namun, inovasi ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana standar etika profesi kedokteran diberlakukan terhadap entitas non-manusia? Di sinilah peran Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjadi krusial.

IDI sebagai organisasi profesi kedokteran tertua dan terbesar di Indonesia, memiliki mandat untuk menjaga integritas dan etika dalam praktik kedokteran. Dengan munculnya Metadoctor, IDI dihadapkan pada tantangan baru: menyusun pedoman etika yang dapat mencakup teknologi medis berbasis AI tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan dalam layanan kesehatan.

Salah satu upaya IDI adalah dengan merancang Standar Etika Dokter Virtual, yang mencakup tiga pilar utama: akuntabilitas algoritma, keamanan data pasien, dan kejelasan peran. Artinya, setiap Metadoctor harus memiliki sistem yang dapat diaudit, mematuhi UU Perlindungan Data Pribadi, dan tidak menggantikan keputusan akhir seorang dokter manusia, melainkan menjadi alat bantu yang transparan.

Tak hanya itu, IDI juga bekerja sama dengan regulator teknologi dan lembaga bioetika untuk menyusun kode etik digital medis, yang menekankan pada prinsip do no harm (tidak membahayakan), serta pentingnya informed consent dalam setiap konsultasi berbasis AI.

Perkembangan ini membuka diskusi baru tentang lisensi digital bagi pengembang sistem dokter virtual dan sertifikasi AI medis berbasis nilai-nilai etik Indonesia. Dalam skema ini, hanya AI yang telah diuji dan mendapatkan akreditasi dari IDI yang boleh digunakan dalam layanan medis publik.

Dengan langkah-langkah ini, IDI berusaha memastikan bahwa teknologi tidak hanya canggih secara teknis, tetapi juga etis dan manusiawi. Metadoctor bukanlah ancaman, melainkan masa depan kolaboratif antara manusia dan mesin dalam dunia medis.

Valeria Todisco

See all author post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are makes.